Kamis, 26 Mei 2011

Diposting oleh Endang Harahap di 12:56 PM 0 komentar
Hari ini-eh, maksudku kemarin- aku belajar satu hal. Satu hal yang dulunya tidak aku yakini. Satu hal yang membuat aku cukup shock sekarang. Satu hal itu adalah, SEMUA LAKI-LAKI ITU SAMA, SELALU MENILAI SESEORANG DARI LUAR !

Aku kira kamu tidak seperti itu, aku kira kamu jauh lebih baik dari yang aku kenal selama ini.
Aku kira kamu bisa menerima aku apa adanya, walaupun hanya sebagai teman.

Tapi, perkiraanku salah besar. Kamu tidak seperti apa yang aku kenal selama ini.
Ternyata, kamu sama saja dengan laki-laki kebanyakan.

Aku tidak menyangka kamu bisa memperlakukan aku seperti itu, se tak sempurna itukah aku di matamu ?

Maaf, aku tidak bisa seperti apa yang kamu pikirkan, aku tidak bisa seperti apa yang kamu inginkan, karena inilah aku. Aku yang tampil apa adanya, tanpa perlu ada yang ditutup-tutupi.

Aku sudah mencoba menjadi apa yang kamu inginkan, tapi sekali lagi maaf, aku benar-benar tidak bisa.
Tapi kamu harus ingat satu hal, hanya kamu yang seperti itu, dan itu tak akan mengubah hidupku.
Suatu hari nanti, aku akan menunjukkan kepadamu, bahwa apa yang kamu lakukan itu sudah sangat salah dan sangat menyakitiku !
kamu akan sadar dengan apa yang telah kamu lakukan !

Minggu, 22 Mei 2011

Sebuah "Kesuksesan yang Tertunda"

Diposting oleh Endang Harahap di 2:58 PM 0 komentar
Oke, sepertinya waktunya telah tiba. Yah, waktu untuk aku berbagi tentang sebuah cerita kenyataan yang selama seminggu ini mengelilingiku. 

Awalnya aku tidak tahu akan kuberi judul apa cerita ini. Awalnya aku tidak tahu harus memulainya darimana. Awalnya aku tidak berniat sama sekali untuk menceritakannya, karena akan berarti aku membiarkan luka itu menganga. Tapi, aku tidak bisa terus-menerus membiarkannya bersarang dalam otakku. Aku harus mengeluarkannya agar bebanku berkurang. Dan disinilah aku sekarang untuk menceritakannya.

Ujian Nasional yang semakin mendekat benar-benar menjadi tekanan. Apalagi setelah ujian itu, akan dihadapi pula yang namanya Tes Masuk Perguruan Tinggi. 
Sebuah kata yang bermakna dalam, akan cukup membantu, yaitu PMDK. Kata-kata ini tidak asing lagi. Banyak siswa-siswi yang berbondong-bondong ingin mendapatkan kesempatan ini, apalagi untuk siswa yang memiliki akademik yang baik. 

Sampai kira-kira bulan Januari, sama sekali belum ada undangan dari universitas-universitas yang menerima siswa PMDK. Aku mulai belingsatan. Bagaimana jika “universitas yang aku tuju” tidak memberikan undangan itu, karena tidak ada satupun siswa di sekolahku yang berminat tahun kemarin?
Dan yang lebih mengagetkan lagi, ada berita yang mengatakan bahwa PMDK dihapus. Aku benar-benar kaget dan berpikir bahwa kesempatanku berkurang. Hingga akhirnya, berita itu terabaikan dengan adanya berita baru.


New Version PMDK !

PMDK sekarang disebut SNMPTN UNDANGAN. Seluruh siswa bisa memilih dimana pun universitasnya, walaupun universitas itu biasanya tidak mengirim undangan ke sekolah yang bersangkutan. Siswa yang bisa mendapatkan undangan hanya siswa-siswi tertentu, contohnya sekolahku yang memiliki akreditasi A, mendapatkan kesempatan dapat mengirimkan 50% siswa terbaik di kelas, dan Alhamdulillah, ketika itu aku termasuk salah satunya. Dari kelas kami, hanya 13 orang yang mendapatkan undangan karena jumlah siswa kelasku 26 orang. Sempat tersebar sedikit konflik karena hal tersebut. Banyak juga siswa yang tidak mendapatkan undangan sangat bersedih, beruntungnya aku ketika itu.

Pertama-tama, kami (13orang,red), menunggu sekolah menyelesaikan data-data yang diperlukan dalam persyaratan SNMPTN UNDANGAN. Lalu kami mendapatkan masing-masing sebuah PIN yang dipergunakan untuk membayar uang pendaftaran di bank. Aku langsung Login setelah Papaku selesai membayarnya, memilih jurusan, dan yang terakhir mencetak kartu pendaftarannya. Tugasku selesai. Dan tinggal menunggu pengumuman 18 Mei 2011 nanti.

Mungkin hal wajar jika orangtua membanggakan anaknya kepada orang lain. Begitu juga yang dilakukan Papaku. Ia begitu membanggakanku. Tapi, terkadang aku menjadikannya beban, seperti ketika ada saudara atau tetanggaku yang bertanya,

“Endang nak ngelanjuti kemano abis lulus?”
Papaku langsung menjawab,
“Ikut Debby dio nih, kedokteran jugo.” 

Apa yang bisa aku katakana? Berkata tidak? Tapi, bukan berarti aku tidak mau masuk kedokteran, aku hanya kurang pede dengan kemampuanku yang masih sedang-sedang saja, apalagi sangat banyak orang yang berminat dan memiliki kemampuan yang lebih dariku untuk masuk kedokteran.

Entah kenapa, aku melihat guratan keyakinan dalam diri Papaku, yang sayangnya tak sepenuhnya aku miliki sekarang. Aku selalu berkata,”Pa, belum tentu Endang lulus undangan tu, jadi jangan beharap nian.” Ayahku hanya tersenyum dan terkadang memarahi aku karena ketidakyakinanku.

Aku begitu santai menunggu hasil undangan itu, entah karena apa. Karena aku yakin lulus, atau karena sebegitu tak yakinnya aku lulus? Aku sungguh tidak mengetahuinya.

Tanggal 17 Mei tiba. Hari itu adalah tepat satu hari setelah kelulusan dan tepat satu hari sebelum undangan diumumkan. Tapi, di pagi hari sudah ada berita bahwa pengumuman akan dikeluarkan di website resmi SNMPTN pukul 19.00 WIB. Jantungku baru berdegup kencang. Was-was dengan hasil yang akan aku terima nanti.

Hari itu, aku habiskan di warnet karena aku menjaga warnet keluargaku. Pukul 5 sore, ketika aku sedang asyik membaca-baca tweet-tweet teman-temanku, aku dikagetkan oleh sesuatu, yaitu sebuah tweet yang membagikan link untuk hasil SNMPTN Undangan. Langsung saja aku klik link itu. Dan muncullah tampilan yang di dalamnya menyuruhku untuk memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir. Aku sempat lupa dengan nomor pendaftaranku, tapi akhirnya aku ingat bahwa aku memasukkannya ke dalam kontak hapeku. Tanggal lahir pun tak lupa aku masukkan, dan setelah aku meng-klik “Lihat”, yang keluar adalah :











Dan detik itu juga aku merasa petir datang menerpaku. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku terdiam terpaku di depan computer. Untungnya, ketika itu warnetku sedang sepi, sehingga tak ada yang memperhatikan gerak-gerikku. Aku masih membisu, lalu tiba-tiba rasa sakit menjalari tubuhku.
Detik berikutnya, aku meraih hapeku dan mengetik sebuah sms.

“Ma, dak lulus endang undangan itu.” Orang pertama yang harus kuberitahu adalah orangtuaku. Orang yang harus aku banggakan, tapi detik itu aku mengecewakan mereka.

“Kan besok pengumumannyo?”

“Idak, Ma. La ado pengumumannyo.”

“Yo sdh. Dak papolah, Nak, yo.”

Airmataku langsung berlinang. Aku tidak dapat menahannya. Betapa aku mengecewakan mereka.
Selanjutnya,aku memberitahukan sahabatku, Indah, lewat message Twitter. Ia bilang, link itu tadi adalah hackingan. Aku tak perduli, tapi link itu memberitahukan sesuatu tentang masa depanku. 
Berikutnya, aku memberitahukan teman dekatku, Zamzami, melalui sms. Ia tidak membalasnya.

Tiba-tiba, dengan ucapan Indah tadi, terbersit sedikit harapan di depanku. Aku berhenti menangis, dan langsung menuju Masjid untuk menjalankan Sholat Maghrib. Disana aku berdoa dengan sepenuh hati untuk keajaiban yang mungkin akan menghampiriku.

Akhirnya, Zame’, panggilan biasaku dengan Zamzami, membalas smsku. Beruntungnya aku memiliki teman-teman yang perduli denganku. Ia menyemangatiku dan mengatakan bahwa itu belum keputusan final. Aku sempat tidak membalas smsnya karena balasannya yang sebenarnya menyemangatiku itu, terlihat membanding-bandingkan aku dengannya. Betapa inginnya dia mendapatkan undangan, betapa dia ingin passing gradenya naik dari biasanya, dan bla bla bla. Mungkin ada sepuluh sms yang tidak aku balas karena kejengkelanku dengannya. Dan akhirnya aku berpikir,

”Ya Ampun Endang, temanmu itu berniat menyemangatimu, tetapi kamu mengacuhkannya, apa itu balasan yang pantas untuk seseorang teman yang perduli denganmu?” 

Kemudian, aku langsung membalasnya dan mengucapkan banyak terima kasih.

Aku menanti pukul 19.00 WIB. Menunggu satu jam itu bagaikan satu tahun untukku. Betapa seringnya aku melihat jam dan aku rasa jam itu berdetak sangat lambat. 
Dan pukul 19.00 akhirnya tiba. Loading yang sangat lama menjengkelkanku. Saat itu juga, beberapa temanku menanyakan bagaimana hasilnya. Aku hanya dapat menjawab “belum.”
Akhirnya, hasilnya aku dapatkan. Sayangnya, sangat tidak sesuai dengan harapanku. Sama saja dengan hasil yang pertama :












Airmata kembali keluar dari pelupuk mataku. Sekali ini airmatanya keluar terus-menerus. Aku terisak, dan tak kuasa menahan keluarnya airmataku. Hasil finalnya sudah keluar dan tak ada yang bisa aku lakukan lagi. “Kesuksesan yang tertunda” ini benar-benar membuatku terpuruk ke dalam jurang yang paling dalam. Aku terus menangis dan tak mau berhenti. Apalagi, ketika aku melihat Tweet teman terbaikku, teman terdekatku, dan teman sehatiku, Wahyu Indah Astriani, berbunyi seperti ini, “Alhamdulillah…..(kurang lebih seperti itu).”
Aku menangis kembali. Yah, dia lulus seleksi. Kalian tahu kan bagaimana rasanya jika kita tidak lulus, sedangkan teman dekat kita bahagia menerima kelulusannya? Aku menangis dan tak terhingga berapa kali aku mengusap airmata itu. Aku tidak boleh iri, aku tidak boleh marah, aku tidak boleh cemburu.  Aku sama sekali tidak boleh cemburu, karena ia pantas mendapatkannya. Dia bukan hanya LUCKY, tapi dia juga pintar, dan sangat-sangat-sangat pantas mendapatkannya. Itu adalah keputusan terbaik yang diberikan Allah, mungkin jalanku bukan disini.

Aku mengirimkan sms kepada Indah dan menanyakan bagaimana hasilnya, awalnya dia tidak membalas smsku, tapi setelah aku mengulangi lagi mengirimkan sms itu, dia membalasnya.
Kurang lebih seperti ini isinya :

“Iyo N, indah lulus. Jangan sedih yo N. kalo emas, dimano pun dio masih tetep emas. Indah dak bayangi kalo apo yang N rasoi itu trjadi samo Indah, pasti Indah bakal lebih down lagi daripada N. Semangat yo Sayang :* “

Aku menitikkan airmataku kembali. Ya Allah, apa yang aku pikirkan dari tadi? Iri dengan sahabatku sendiri? Sedih melihat hasil sahabatku jauh lebih baik dariku? Astaghfirullah, begitu picik pikiranku. Aku menangis sejadi-jadinya. Yah, sekarang aku tahu. Aku senang melihat temanku beranjak menuju kesuksesannya. Aku bahagia melihat temanku dapat membahagiakan orangtuanya, walaupun ketika itu aku dalam keadaan bersedih. Aku berhasil menepis perasaan jahat itu. Aku tersenyum. Aku dan Indah punya jalan sendiri-sendiri. Aku sekarang merasakan apa yang dirasakan sahabatku, Oktarianti Nur Shabrina, ketika dia tidak mendapatkan poltek. Beginilah rasanya kegagalan. Jujur, aku tak cukup banyak mendapatkan kegagalan, jadi ketika kegagalan ini ada di depanku, aku kaget, dan tak terkira rasanya.

Sepulangnya aku dari warnet, aku langsung menuju kamarku dan menangis kembali. Aku tidak tahu, aku tidak bisa menahannya, aku tidak tahu apa yang membuat aku begitu sedih dengan hasil itu. Aku tidak menyahuti panggilan kedua orangtuaku. Aku hanya ingin sendiri. 
Mengapa aku begitu rapuh dengan keputusanmu ini Ya Allah? Tidakkah aku bodoh menangisi hal ini? Betapa pendeknya akalku, sehingga aku seperti menghadapi kiamat yang akan datang? Cita-citaku harus terus aku gapai, impianku tak berhenti sampai disini. Apa dunia kiamat jika aku tidak lulus undangan? Jawabannya tidak, tidak sama sekali. Cukup banyak temanku yang mengirimkan sms menanyakan bagaimana hasil undangan, seperti Ocha, Iin, Nada, Ayuko, Devi, Ayu, Tanaya, Mega, dll. Betapa sakitnya ketika aku harus membalas “tidak”. Semuanya akan lebih baik kalau aku bisa membalas “iya”. Mataku semakin berat. Jaketku basah karena airmata yang jatuh berlebihan.

Ketika kita “down” pasti orang-orang yang peduli dengan kita akan datang. Hal itu aku temukan malam itu juga. Sahabatku, Zame’, meneleponku. Memang tidak sepenuhnya untuk menghiburku, tetapi untuk berbagi cerita. Tapi, itu cukup untuk meredakan rasa sedihku malam itu. Dia cukup menghiburku.

Tetapi, di tengah malam, ketika aku mencoba berbicara dengan-Nya, aku kembali menangis. Aku mengadukan semua isi hatiku. Betapa inginnya aku lulus dan membahagiakan orangtuaku. Betapa sejujurnya tak ikhlas aku dengan hasil yang ada. Betapa aku benci dengan diriku yang bodoh ini. 

Sampai keesokan harinya, mataku pun bengkak.
Keluargaku juga menghiburku. Senangnya aku mendapatkan sambutan yang tak terduga. Papaku tidak marah sama sekali. Tak terlihat raut kecewa di wajahnya. Padahal, yang aku takutkan akan hasil itu hanyalah reaksi darinya. Betapa yakinnya Papa denganku. Keluargaku membuat aku yakin bahwa hasil itu tak seburuk yang aku kira.

Saat berhadapan langsung dengan Indah, sang pemenang, adalah moment yang sangat menyakitkan awalnya. Aku kembali menangis di depan teman-temanku. Ada Indah, Ocha, Zame’, Desi, Oci, Mega, Braja, Dodi, Sopyan, dan lain-lain disana. Benar-benar memalukannya aku! Menangis di depan umum, tepatnya di kantin sekolah. Tapi, aku tak perduli, aku terus mengusap mataku dengan tisu. Dan itu terakhir kali aku menangis untuk undangan! 

Berikutnya, di depan guru, aku dapat sambil tersenyum mengatakan bahwa aku “belum” lulus undangan. Dapat tersenyum mengatakan aku tidak lulus undangan kepada tentorku di Gilland beserta teman-temanku disana. Dapat kembali menjalani hariku, dapat kembali melanjutkan kerja kerasku untuk meraih impianku yang sempat tertunda. Dan dapat kembali tersenyum menjalani hari-hariku. 

Ini bukanlah akhir dari segalanya. Seperti yang aku katakan kepada Ocha, ketika Allah menutup satu pintu, pasti akan ada pintu lain yang terbuka, kesempatan lain yang akan aku raih. Karena TIDAK LULUS UNDANGAN, bukan berarti dunia kiamat. Masih sangat banyak jalan lain yang menungguku untuk meraih MASA DEPANKU. 

Nb : Special for my Life (Keluargaku), My Best: Indah,Ocha, Zame’, Mega, Yosi, Iin, Nada, Debby, Cicit, Tanaya, dan teman sekelasku yang lain, serta orang-orang yang memperhatikan dan perduli kepadaku. I love you :*

Sabtu, 21 Mei 2011

My KAT Animal

Diposting oleh Endang Harahap di 11:20 AM 0 komentar

Let’s talk about animal!

Hewan itu terdiri dari lima huruf, H,E,W,A, dan N (nenek uzur juga pasti tau). Haha.
Kebanyakan orang biasanya memiliki hewan peliharaan, tapi tidak denganku.
Kebanyakan orang juga biasanya memiliki hewan yang dibenci, dan begitu juga aku.
Tiga hewan yang menduduki peringkat teratas di kehidupanku yang juga merupakan hewan yang paling-paling tidak aku sukai adalah (dari yang terendah) :

1.      Kecoa / Lipas 




Hewan yang satu ini masuk ke dalam salah satu hewan yang aku tidak sukai garis miring benci karena ukurannya yang kecil, menggelikan, dan sangat sangat mengganggu. Dia bisa ada dimana saja sesukanya. Insiden besar dari hewan kecil ini adalah ketika aku sedang menonton TV sambil berguling, ia menjalar di kakiku. Wah, detik itu juga aku berdiri, lompat-lompat tidak jelas sambil bergidik. Sangat menggelikan ! Tapi, aku juga pernah memiliki moment indah bersamanya, yaitu ketika dia “terbalik”. Anda tahu kan bagaimana lucunya ketika ia menggerak-gerakkan kakinya mencoba untuk berdiri tegak? Hahaha. Dan ketika itu juga aku merasa dia adalah makhluk paling indah, lucu, menggemaskan, bodoh, dan sangat menyenangkan. Aku akan tertawa terpingkal-pingkal melihat kejadian itu.

2.      Angsa


Menipu sekali hewan yang satu ini. Dibalik keindahan tubuhnya, ia menyimpan aura jahat yang menggelora. Diawali ketika aku hendak pulang sekolah dengan berjalan kaki. Aku bertemu dengannya dan tahukah engkau? Dia mengejarku, tanpa alasan dan tanpa permisi. Kurang ajar! Suaranya yang memekakkan telingaku itu benar-benar menggangguku. Sampai pernah suatu waktu, ketika aku juga pulang sekolah, setelah turun dari angkot, dia tiba-tiba saja berdiri tak jauh dari tempatku. Yang aku lakukan berikutnya adalah berjalan memutar menjauhinya. Lebih baik aku jalan cukup jauh dari pada bertemu dengan makhluk Tuhan paling seksi yang satu ini.

3.      Tikus


Bisakah hewan ini dimusnahkan dari muka bumi? Jawabannya, TIDAK. Mereka juga bisa ada dimana saja. Entah dari mana datangnya. Kecil, lincah berjalan, bulu yang menggelikan, oh my god, aku bisa kehabisan kata-kata jika bertemu dengannya. Hewan ini sangat-sangat-sangat membekas di hidupku karena…(maaf bagian ini sangat privasi). Selain kejadian yang tidak aku sebutkan di atas, aku juga punya kejadian lain. Suatu ketika, aku sedang menyusuri lorong yang berada tak jauh dari rumahku, karena tidak ada lampu dan memang ketika itu sudah malam, aku berlari cukup kencang takut akan adanya “makhluk-makhluk lain” mengikutiku. Eh, tak tahunya, kejadian lebih menghebohkan terjadi. Aku “bertabrakan” dengan seorang-sebuah-seekor TIKUS kecil. Wah, kalau mengingat kejadian ini, aku pasti selalu merinding. Walaupun tidak memakan korban jiwa, tapi TIKUS ini sukses membuat aku makin membenci dan berkata TIDAK untuk kelangsungan hidupnya. Hahaha. Dasar hewan aneh.

Sekian dulu part animal dariku. Semoga Anda senang membacanya. Dan mohon maaf kepada “hewan-hewan dan temannya” yang telah aku sebutkan di atas. PEACE !

Selasa, 17 Mei 2011

My Soulmate

Diposting oleh Endang Harahap di 11:24 AM 0 komentar
Mari kita flashback ke awal aku menuju masa SMA. Masa dimana banyak orang katakan adalah masa-masa indah dan tak akan terlupakan. 

Setelah mengikuti MOS dan segala sesuatunya, aku mulai mencari teman. Mencari teman tidaklah mudah, apalagi teman yang dapat mengerti diri kita.

Tapi, untungnya aku dapat menemukan “mereka” dengan bantuan Organisasi yaitu “OSIS”. Organisasi Siswa Intra Sekolah. Organisasi paling tinggi dalam lingkup sekolah. Ketinggian namanya pun berimbang dengan kewajiban yang harus kami jalani sebagai anggota di dalamnya.

Berawal dari jumlah kami sebanyak kurang lebih 29 orang. Sampai akhirnya di akhir tahun pelajaran kelas 1, kami tersisa 6 orang. Miris bukan? Hahaha..

Masa-masa junior adalah masa-masa yang paling sulit menurut kami ketika itu. Harus mengikuti Senior, menjalankan tugas dengan baik, dan lain sebagainya. Pada masa ini, kami sangat mendambakan menjadi seorang senior. Tanpa kami sadari akan ada “tugas” baru yang lebih berat dari yang kami rasakan sekarang. Jika salah satu junior ada yang berperilaku tidak baik, Pembina kami pasti menyalahkan senior kami yang seolah-olah tidak becus mengajari kami. Kemarahan itu tidak ditumpahkan kepada kami, tetapi kepada senior kami yang sudah kami anggap sebagai kakak kami sendiri. Sok sibuk adalah ejekan yang terlalu sering kami dapatkan. Karena banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus kami selesaikan. Diantara kami juga ada yang nilainya menurun karena terlalu sering tidak masuk kelas. Pro dan kontra benar-benar menghampiri. Pro dari mereka yang tahu apa yang kami kerjakan dan mendukung kami, serta kontra dari orang-orang yang menganggap apa yang kami kerjakan itu menyita waktu belajar kami. Teman maupun guru ada di pro dan kontra. Ada juga yang netral, dan tak terlalu memikirkan apa yang kami lakukan.

Lalu masa senior datang. Tugas yang kami emban rupanya lebih besar dari sebelumnya. Sikap yang tidak baik yang dilakukan junior kami, kami yang menanggung akibatnya. Wah, tak seperti yang dibayangkan. Aku saja sampai harus rela mendapat rangking 10 akibat kesibukanku di Osis. Ocehan dari orangtua didengar, masuk telinga kanan, dan langsung memantul keluar tanpa sempat menyisip satu pun. Haha.
Guru-guru mulai banyak yang memberi nasehat,ocehan,petuah, dan lain-lain. Kelakuan junior yang kadang menyesakkan dada. Terbersit di benakku, “ Inilah yang kakak-kakak kami pernah rasakan.” Aku tidak bisa berhenti sampai disini. Dan aku melanjutkan dengan sepenuh hati.

Dan akhirnya, “masa kejayaan” kami berakhir. Kami menuju kelas 3. Masa-masa sulit menjadi siswa SMA. Dan tidak ada lagi tugas-tugas organisasi yang boleh kami urus. Kami è FREE. Proses-proses yang ada dalam 2 tahun masa-masa indah itu sungguh membekas di dalam hati. Aku merasakan arti persahabatan yang sesungguhnya dengan mereka. Mereka menerima aku apa adanya, dan begitu juga aku.
Dan inilah 6 formasi kami yang sekaligus menjadi belahan jiwaku.

1.    Anugrah Adhiguna Pangindoman


Ketua OSIS yang satu ini memiliki sifat manja dan egois berkat statusnya sebagai anak bungsu di keluarganya. Pintar sekali ngeles dan membuat pembicaraan menjadi lucu. Sosok yang tegap dan dibanggakan orangtuanya karena berhasil menjadi PPI. Kadang-kadang pelit dan sering sekali mengejek adalah salah satu kelakuannya yang sangat menjengkelkan hati. Tapi, laki-laki yang biasa kami panggil Aan ini adalah teman sekaligus sahabat yang sangat baik dan akan dirindukan.

2.    Naufal Irfan


Laki-laki yang baik ini memiliki sikap paling dewasa diantara kami. Selalu menjalankan tugasnya dengan baik dan memiliki tanggung jawab yang penuh. Tetapi, sikapnya juga kadang menjengkelkan apalagi egonya yang cukup tinggi. Kalau sudah berdebat, aduh, lebih baik mengundurkan diri deh. Salah satu yang sedikit alim diantara 2 laki-laki yang lain, ingat, sedikit! Mengalami perdebatan dengannya adalah salah satu yang mesti dihindari dan moment tak mengenakkan bersamanya.

3.    Delon Dalair


Pendaki yang satu ini adalah satu-satunya sahabatku yang cuek, tapi terlihat melawak. Aneh, bukan? Yah, aneh sekali. Hanya dengan sikap cueknya saja, bisa membuat kami tertawa. Orang yang sukses dalam “mencugakkan” orang lain. Ekspresi-ekspersinya benar-benar langka untuk ditemukan. Curhat-curhatan dengannya moment yang akan selalu terkenang. Masa-masa sulit adalah masa-masa mengajarinya Matematika. Haha. Perlu kesabaran penuh karena akan ada pertanyaan-pertanyaan baru yang dilontarkannya.

4.    Wahyu Indah Astriani


Sekretaris yang satu ini tidak perlu diragukan lagi. Cekatan dan rapi. Salah satu DUTA operator ini, merupakan anggota SMASHBLAST. Seperti orang gila kalau sudah melihat idolanya. Perempuan yang lebih sering dipanggil Indah ini, adalah cewek pendiam yang banyak menyimpan rahasia. Kalau marah, tidak langsung diluapkan dan lebih memilih untuk dipendam dalam hati. Maka dari itu, tak aneh jika tiba-tiba ia diam, yang berarti ia sedang marah atau menyimpan sesuatu, atau sedang kecewa dengan seseorang. Ini adalah sifatnya yang tidak aku sukai. Bukannya memendam kemarahan itu bisa mengganggu kesehatan jiwa?? :p

5.    Endang Syahfitri Harahap


Aku menduduki posisi sebagai Bendahara di OSIS. Tugas yang sangat berat menurutku. Aku adalah sosok perempuan yang sangat mudah marah, yang berbeda sekali dengan Indah. Aku tidak suka memendam sesuatu (kecuali, cinta :p). cerewet dan egois adalah sifat yang belum bisa aku kurangi sampai dengan sekarang. Sangat sulit diajak jalan-jalan dengan alas an “uang”. Hahaha.

6.    Oktarianti Nur Shabrina


Manusia paling gaul ini adalah Ocha yang banyak dikenal orang. Temannya menjalar kemana-mana. Hingga tak heran jika kami sedang berada di jalan, ada saja yang menegurnya. Cantik dan memiliki body yang Alhamdulillah adalah salah satu kelebihannya. Ocha ini juga pintar sekali ngeles, tapi kadang enggan jika diajak les (idak woo, maen-maen). Tangisannya bisa membelah dunia. Haha. Perhatian, ramah, adalah kelebihannya yang lain yang membuat dia disenangi banyak orang.





Itulah tadi mereka. Kelima orang yang mengajarkanku arti persahabatan yang sesungguhnya. Aku benar-benar beruntung bisa mengenal mereka dan menjadikan mereka belahan jiwaku. Aku tak mungkin menemukan mereka di belahan dunia manapun, karena mereka hanya ada disini. Di hatiku yang paling dalam :)  :*.

Senin, 16 Mei 2011

Akhir dari Sebuah Kegalauan

Diposting oleh Endang Harahap di 10:15 PM 0 komentar
Seperti yang Anda tahu, bahkan mungkin Anda alami, tiga tahun menempuh pendidikan tidaklah mudah.
Jika beberapa tahun yang lalu, kelulusan siswa-siswi ditentukan dalam empat hari ujian, sepertinya kami berhak mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena sistem penilaian kami tidak seperti itu. Sistem penilaian kami diikutsertakan juga hasil nilai rapor dan nilai Ujian Akhir Semester.
Tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk menuntut ilmu, apalagi dengan berbagai ocehan guru yang sebenarnya tak lain untuk menjadikan kita lebih baik dan sukses. Tapi, yah jika tidak "memberontak" bukan murid namanya. Tiga tahun ini, aku mendapatkan pendidikan organisasi yang cukup baik, pengalaman kebersamaan yang lebih dari cukup, serta pendidikan yang luar biasa dari guru-guruku tercinta.
Sehari sebelum pengumuman tiba, tepatnya tanggal 15 Mei 2011, aku memang tidak merasakan apa-apa. Deg-degan, takut, khawatir, tidak ada dalam pikiranku saat itu. Hingga akhirnya, sepulang dari "pekerjaanku", banyak teman dan juga keluargaku menanyakan bagaimana kabar tentang pengumuman besok. Aku hanya menjawab enteng bahwa memang belum ada pemberitahuan yang jelas tentang itu.
Tibalah pukul 21.00 WIB, aku penasaran iseng-iseng membuka web yang telah diberi oleh temanku melalui SMS. Tidak ada kejelasan disana. Semakin lama, semakin banyak yang membahas tentang itu, di Twitter pun tak kalah heboh,bahkan rata-rata temanku membahas tentang itu juga dan berdo'a untuk kelulusan kami besok. Aku pun terdiam dan berpikir. Apa yang aku lakukan sekarang? Hanya duduk diam menunggu besok pukul 15.00 tiba? Apa sebegitu yakinnya aku untuk LULUS? Aku tiba-tiba merasa begitu sombong dan angkuh. Dan sejak itu pula, aku mulai menjalankan akal sehatku. "Mari berpikir dan bersikaplah layaknya Siswi yang akan menghadapi Pengumuman Kelulusan".
Aku mulai mencari-cari di Google yang dapat menghubungkanku dengan Website Hasil Ujian Nasional.
Sampai pukul 23.00, aku juga tak kunjung tidur, menatap layar komputer sambil terus mencari-cari.
Tak lama kemudian, aku akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pencarianku dan beranjak tidur.
Pukul 03.00 pagi, aku terbangun dari tidurku. Dan langsung menuju komputer dan menyalakannya. Karena loadingnya yang setengah mati lamanya, aku langsung mematikannya. Jengkel sekali aku ketika itu.
Aku mengobati rasa jengkelku dengan berdiskusi dengan-Nya.
Perasaan apa yang sedang menjalariku sekarang? Rasa tidak percaya diri yang begitu tinggi. Berbanding terbalik sekali dengan yang kurasakan beberapa hari sebelumnya. Bagaimana jika aku tidak lulus? Karena cukup banyak fenomena seperti itu, walaupun memiliki kemampuan akademik yang cukup bagus, kadang tidak lulus. Bagaimana masa depanku nanti jika hal itu yang akan menjadi kenyataan? Pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti itulah yang memenuhi kepalaku. Hingga akhirnya, setelah aku menunaikan Sholat, aku merasa cukup tenang, dan dapat kembali tidur.

Biasanya, di pagi hari seperti ini, aku enggan sekali untuk bangun. Biasanya, harus dan butuh sekitar 20 panggilan malah bisa dikatakan perintah dari Mamaku yang berbunyi " Ndang, Bangun!", beberapa ocehan, bahkan terkadang secentong air untuk membangunkanku, tetapi pagi itu, tepatnya tanggal 16 Mei 2011, dengan sebuah panggilan " Ndang, bangun. Liatlah dulu, lulus dak?", aku langsung terbangun dari tidur nyenyakku. Langsung berdiri, tanpa sempat merapikan tempat tidur, dan kembali menuju komputer. Oh iya, perlu aku beritahu, aku belum mempunyai website untuk menemukan hasil Ujianku itu, jadi bisa dikatakan, usahaku itu sia-sia saja.
Selama menunggu komputerku yang Lo-La(Loading Lama,red), aku mengambil air wudhu dan menunaikan sholat Subuh. Kembali lagi menekuri komputerku, adalah pekerjaanku berikutnya. Tiba pukul 06.00, aku baru beranjak dari komputer dan menyiapkan pakaian yang akan aku kenakan nanti,dan tak lupa merapikan tempat tidur (untuk tugas ini, tergantung mood yang aku punya).
Tujuh jam berikutnya, aku menjalankan pekerjaan rumahku, seperti melipat pakaian, mencuci piring (ini bukan tugasku, kakakku yang memiliki pekerjaan ini sedang menjalankan proses pembuatan KTP-ku), dan lain sebagainya. Anehnya, sempat-sempatnya aku tidur selama satu jam sembari menunggu Pukul 15.00.
Pukul 13.30, aku bersiap-siap dan tak lupa membeli Spidol dan Cat Pilox. Butuh waktu yang cukup lama menahan keinginan untuk mencoret-coret sampai Mamaku keluar dari kelas dan membawa sebuah amplop yang berisikan :


Aku LULUS. Kalimat yang sangat aku tunggu. Yah, aku Lulus, dan kebahagiannya menjadi lengkap dengan Lulusnya 100% sekolahku :)
Sedetik kemudian, aku langsung menghambur dengan teman-temanku dan memulai aksi coret-mencoret. Bau yang menusuk, kegembiraan yang tak terbendung, sorak-sorai,celotehan,dan semua dirasakan saat itu. Tapi, maaf tidak ada aksi tangis-menangis disini, cukup untuk Perpisahan kemarin.
Kamera dimana-mana, senyum sana, senyum sini, menghampiri teman sambil membawa spidol atau pun cat pilox hampir dilakukan oleh seluruh teman-teman yang berada di sekitarku. Akrab tidak akrab, semuanya minta tanda tangan. Dan hasilnya :


Satu langkah untuk maju. Pintu pertama telah terbuka dan kami harus siap untuk menuju pintu berikutnya. Jenjang yang lebih tinggi untuk meraih mimpi maupun cita-cita yang tak lain untuk membahagiakan keluarga khususnya kedua orangtua.
Tidak lulus bukanlah akhir dari segalanya. Allah pasti memiliki rencana lain dibalik itu semua dan itu adalah yang terbaik untuk kita.
Sukses untuk yang dinyatakan Lulus dan Jangan pernah menyerah untuk yang gagal pada kesempatan ini.

Minggu, 15 Mei 2011

My Life Part 2

Diposting oleh Endang Harahap di 5:06 PM 0 komentar
Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Mari aku perkenalkan dengan semua kakak-kakak dan adik kecilku yang membuat hari-hariku menjadi "GILA".

1. Debby Handayati Harahap (Kak Ebi- Debot)


Kakakku yang satu ini adalah satu-satunya saudaraku yang memiliki kulit yang putih. mengapa bisa begitu? Mari kita tanyakan kepadanya nanti. Hahaha.
Pendidikanku banyak aku ikuti dari kakakku yang satu ini. kami memiliki SD,SMP, dan SMA, serta semoga Universitas yang sama (amin). walaupun kami tidak pernah dalam waktu yang sama menuntut ilmu di sekolah yang disebutkan di atas, karena umur kami yang terpaut sangat jauh. tetapi, kami sering menceritakan tentang sekolah-sekolah kami.
Ia mengakhiri pendidikannya di sebuah Universitas di Sumatera Barat Fakultas Kedokteran, karena itulah aku sangat ingin mengikuti jejaknya. Sekarang ia sedang membawa-bawa keponakan kecilku yang Insya Allah kurang lebih 5 bulan lagi akan segera menyapaku :) Ia menikah dengan seorang laki-laki yang bersifat sangat dewasa dan berwibawa (perlu dicontoh).
Kakakku ini menuruni sifat Mamaku yang cerewet dan pintar memasak, berkat 3 tahun 10 bulannya yang jauh dari kedua orangtua. Kakakku yang Imut-Imut Pecak Marmut ini (hahaha), pintar sekali dalam akademik dan bersikap, sehingga tak heran jika ada pasien yang ngotot untuk diperiksa olehnya dari pada oleh dokter yang lain. Tetapi, berkat tubuh mungilnya, ia pernah dianggap seorang anak SMP oleh tetangga kami. Wkakakak. :* :)

2. Aldina Putri Harahap (Kak Ina-Donat)



Kakakku yang paling manis pecak gulo ini, sangat sangat sangat baik. yah, aku akui ia adalah kakak yang sangat baik dan perhatian. Kakakku yang awalnya aku tahu tak pernah menangis kecuali memang ada yang benar-benar menyakiti hatinya ini, menyelesaikan pendidikan di Universitas yang sama dengan kak Ebi Jurusan Agrobisnis. Ia pernah mencangkul layaknya petani yang membuat dia semakin terlihat DARK,hhaha(piss kak).
Walaupun belum ada pekerjaan tetap yang menghampirinya, ia membuka usaha yang sekarang alhamdulillah maju dan banyak membantu kehidupan keuangan kami sekeluarga. Sifatnya yang kadang terlihat kasar tak terlalu menggangguku karena diimbangi dengan , sekali lagi, sifatnya yang sangat sangat baik. Jujur, aku pribadi, terkadang tak menemukan kata-kata tepat yang bisa menolak permintaan tolongnya kepadaku. :* :)

3. Sari Narulito Harahap (Kak Awik- Bawi)


Kakak penakutku ini, aktif di bidang olahraga, dan tidak diragukan lagi kemampuannya di bidang itu, sangat berbanding terbalik denganku. Sifatnya yang super duper ramah, membuat keeksisannya di kampungku tak mampu dibendung lagi, sehingga aku "turun daun" olehnya, wkwkwk.
Walaupun begitu, ia memiliki hati yang baik, yang mudah sekali memaafkan seseorang. Sukses dalam pergaulan adalah sebagian dari dirinya yang sangat aku kagumi, yang sepertinya cukup sulit untuk disaingi.
Dengan lesung pipit di kedua pipinya membuat ia seakan-akan orang paling manis sedunia, yang benar-benar membuat kePercayaan Dirinya semakin melambung tinggi. Satu hal yang sampai sekarang sangat tak bisa aku percaya, "Ada yah orang sePede kakakku ini?"
Tapi, aku belajar banyak dengannya. belajar tentang kePeDean, belajar Memakai Jilbab yang Baik, belajar Berpakaian yang Enak Dilihat, belajar Menyelipkan Uang dengan Sempurna (walaupun ujung-ujungnya pasti ketahuan), dan lain sebagainya.
Sosok yang akan sangat dirindukan :* :)

4. Endang Syahfitri Harahap (Endang-tanpa Embel-Embel-Maksa)


Aku adalah aku. Hahaha. Asli. Bingung, kalimat apa yang mesti tertulis untuk menggambarkan bagaimana aku sebenarnya. Kalau aku menyebutkan yang baik-baik, pasti dikira bohong, seolah-olah memuji diri sendiri, tapi kalau aku menyebutkan yang jelek-jelek,kesannya tidak ada pekerjaan sekali menjelek-jelekkan diri sendiri.Hahaha.
Aku ini males. Kata pertama yang menggambarkan aku sebenarnya. Tetapi, aku ini rajin belajar.WKwkw.
Aku sering sekali egois dan manja ( mandi jarang) hahaha.. Tetapi, terkadang aku juga bisa bersikap dewasa.
Aku memiliki badan yang sangat berbeda dengan Kakak-kakakku yang gendut-gendut itu. Semoga aku tak meneruskan badan mereka :p
Aku suka sekali Matematika, tapi paling anti dengan Kimia. Cukup Sekian. Sumpah, Garing :p

5. Muhammad Fikri Pangidoan Harahap (Dek Fikri-Pikrut)


Adik kecilku ini sekarang duduk di bangku SMP. Hobi sekali main Game (seperti laki-laki pada umumnya) dan main Sepak Bola. Satu keunikan adikku yang aku yakin belum tentu dimiliki oleh laki-laki lain adalah suka bergulat sendiri di kamar seolah-olah dia ada di arena tinju, tapi jika kami masuk ke kamar itu, ia langsung berhenti dan keluar menghindari ejekan kami.
Adikku ini juga pintar Matematika, yaa berkat Kakaknya yang Baik ini. Haha. Walaupun aku sangat sering mengajarnya dengan cara yang sadis, dia tetap tabah dengan air mata yang beruraian membasahi pipinya. Berakhir dengan suara tangisan dan pengaduannya kepada Papaku. Nilai rapotnya terkadang bisa jatuh ke jurang yang paling dalam alias juara kedua dari belakang, tapi anehnya tiba-tiba bisa naik menuju 5 besar. Kelemahannya yang paling mendalam dan sangat sangat tidak aku sukai, dia mudah sekali menangis, entah karena dimarahi oleh Papa,aku beserta Kakak-Kakakku, terlalu sering disuruh ke warung,disuruh belajar,disuruh ini dan itu.Haha, Adik kecilku yang cengeng :* :)

Inilah semua Kakak dan adik gilaku :*

My Life Part 1

Diposting oleh Endang Harahap di 2:23 PM 0 komentar
Mengapa aku memberi judul "My Life"??
yah, karena disinilah kehidupanku bermula dan nantinya akan berakhir. Dilahirkan dari seorang Mama yang Sabar Setengah Mati dengan seorang Papa yang melakukan segala sesuatu demi kebahagiaan keluarganya, di sebuah rumah sederhana yang begitu nyaman. Aku pertama kali melihat dunia pada hari Kamis, 18 Maret 1993, yang sayangnya aku lupa bagaimana rasanya pertama kali melihat dunia. Haha.
Mari aku perkenalkan kedua pahlawan dalam hidupku :
1. My Strong Dad (Burhanuddin Harahap)






Papaku adalah lelaki pertama yang sangat aku cintai. dengan postur tubuh yang tidak terlalu besar, malah terlihat kecil, ia berhasil menghidupi wanita yang dicintainya dan kelima anak-anak nakalnya dengan sangat baik. ia mengajarkanku berbagai hal, tentang bagaimana menyikapi teman laki-laki yang menggangguku, tentang bagaimana kerasnya hidup dan menuntut ilmu, serta banyak lainnya yang tak dapat aku sebutkan satu per satu. Ia menjalani hidupnya dengan menjadi "Pengaman Lalu Lintas","Penjaja Buah", dsb. 

Begitu banyak moment-moment yang tak terlupakan, sedih, bahagia, bahkan menyakitkan yang aku lalui dengan Papaku tercinta. Beberapa kali Papaku membuat aku seakan-akan akan kehilangannya dan alhamdulillah tidak terjadi, serta berujung indah sampai dengan sekarang :)
Sifat Papaku yang cukup menggangguku adalah cerewet dan sangat mudah marah, yang sialnya sekarang menurun kepada anak tercintanya. Terkadang hanya karena masalah-masalah yang sangat sepele, ia bisa naik pitam dan membentak kami yang mungkin bisa membuat kami sport jantung. Tapi, itulah gunaku sebagai anaknya yang akan selalu menerimanya apa adanya, bagaimana pun kondisi Papaku :*


2. My Patient Mom (Layani Hutasuhut)




Mama, Ibu tersabar yang pernah aku miliki. Walaupun dengan kata-katanya yang terkadang sangat pedas, tapi aku sangat mencintainya. aku mencintainya melebihi aku mencintai diriku sendiri. Suri teladan yang sangat baik. Kepintarannya dalam memasak dapat menyihir semua penghuni rumah kami, serta orang-orang yang sekarang menjadi penggemar masakan Mamaku. Mamaku dahulunya adalah seorang Sekretaris, tetapi oleh cintanya dan SANTET Papaku yang sangat kuat (bo'ong ding), ia rela meninggalkan pekerjaannya. Sekarang Beliau puas dengan hanya menjadi Ibu Rumah Tangga yang bersama-sama dengan Suami Tercintanya menghidupi kelima anak manisnya.Mamaku disebut juga "Ibu Gaul"oleh para anak angkat dari Mamaku, karena ia memanggil teman-temannya dengan sebutan "COY". Hahaha. Mama yang Super Duper Aneh :*


I love you so much Dad,Mom :* :* :*  :))

The First

Diposting oleh Endang Harahap di 1:24 PM 0 komentar
Namaku Endang Syahfitri Harahap.
sedikit perjalanan hidupku, yaitu aku pertama kali menimba ilmu di TK/TPA Al-Ittihad.
Lalu diteruskan di SD Negeri 29 Palembang, yang sekarang menjadi SD Negeri 24 Palembang.
Lalu melanjutkan ke SMP Negeri 3 Palembang, dan terakhir di SMA Negeri 3 Palembang. Sekolah yang akan segera aku selesaikan. AMIN :)






Disini, aku akan menceritakan kisah hidupku yang mungkin BIASA di mata orang lain, tapi akan LUAR BIASA di mataku.
Check it out !
(Semoga ada yang membaca :p )
 

La vita é bella ♥ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review